Minggu, 16 Oktober 2011

hari jadi kota pontianak

Tepat di tanggal 23 oktober ini hari jadi kota pontianak yang ke 240 tahun.Di usianya yang 240 ini pontianak begitu banyak mengalami perubahan.Bangunan-bangunan besar mulai berdiri dan pusat-pusat perbelanjaanpun juga mulai ramai menghiasi kota pontianak.Pontianak kota yang memiliki beragam etnis membaur jadi satu di kota ini.Selamat ulang tahun kota pontianak semoga saja tetap aman dan damai.





Hari ini, Sabtu (23/10), merupakan hari ulang tahun Kota Pontianak ke-239. Semarak perayaan menyambut hari jadi kota yang didirikan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 14 Radjab 1185 H atau 23 Oktober 1771 lalu, dikabarkan banyak teman melalui tulisan status di facebook. Seperti acara lomba sampan hias di Sungai Kapuas dan pawai obor di Taman Alun Kapuas. Sayang, saya tidak bisa melihat secara langsung.
Berdasarkan cerita, Syarif Abdurrahman Alkadrie yang dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak pada 1192 H, melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu Kuntilanak yang sering mengganggu masyarakat yang melewati Sungai Kapuas. Tempat jatuhnya meriam yang ditembakkan, menjadi lokasi pendirian wilayah kesultanan. Bahkan, Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie yang ikut dibangun, masih ada hingga kini di Kampung Beting.
Tembakan meriam untuk mengusir hantu masih dilakukan hingga sekarang. Bukan menggunakan meriam seperti zaman perang, tapi menjadi dentuman keras meriam karbit yang saling bersahutan di sisi kiri dan kanan aliran Sungai Kapuas. Bila Anda ada waktu, mampirlah ke Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak, menjelang lebaran tiba. Dentuman meriam memekakkan telinga yang dipertontonkan, akan menjadi hiburan tersendiri yang penuh sensasi bagi Anda dan menjadi kebanggaan Kota Pontianak untuk menyuguhkannya.
Masih ada kebanggaan lain yang dimiliki oleh Kota Khun Tien (bila dilafalkan dengan lidah Tionghoa). Kota Pontianak dilewati oleh garis lintang nol derajat bumi hingga disebut Kota Khatulistiwa. Sebagai penanda, dibangun satu tugu kokoh yang awalnya dibangun menggunakan tancapan tiang kayu Belian (Meranti). Silakan berkunjung ke tugunya dan merasakan sendiri kehilangan bayangan diri setiap tanggal 21-23 pada bulan Maret dan September. Sebabnya, terjadi titik kulminasi dimana matahari akan berada tegak lurus di atas kepala orang yang berada di sana.
Sensasi Kota Pontianak di malam hari tak kalah menarik. Jejeran warung kopi bisa menjadi tempat pilihan kunjungan Anda. Mampirlah. Nikmati segelas kopi manis murah meriah bersama teman, di warung pinggir jalan. Dua warung kopi yang menjadi tempat favorit saya, di Jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjungpura.
Bila di Jalan Gajah Mada, ada kudapan pisang goreng khas Pontianak yang dilumuri selai Srikaya yang manis. Setiap malam, pasti banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. Kicau diskusi dan gelak tawa pengunjung akan Anda temui di sini. Harga untuk segelas kopi saring manis Rp 2.000 dan satu pisang goreng lezat seharga Rp 1.000. Paling sering, saya menghabiskan waktu menikmati malam Kota Pontianak bersama teman ‘kenthir’ seperti Daefvi “Tamara”, Chai “Jendol”, Dedex “Bieber”, Wira “Paman Gober”, Iin “Bekantan”, Dika “Wak Cik”, Uli “Paus”, dan Galih “Beruang Kutub”, di Jalan Tanjungpura. Selain karena faktor hiburan selalu pusing Erna (pelayan warung kopi), pemilik toko akan sabar menunggu menutup pintu warung sampai kelompok ‘kenthir’ beranjak pulang hingga pukul 03.00 pagi.
Selamat ulang tahun Kota Pontianak. Maju terus dalam pembangunan di segala bidang. Saya ikut merayakan ulang tahunmu dengan segelas kopi manis, semanis suasana di Pontianak yang aman. Semoga rencana pindahnya ibukota negara segera terwujud.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar